KABAR SINGAPARNA - Menyusul musibah longsor di Blok Ciniwung yang menimbun dua petani asal Kampung Ciomas Wetan, Desa Tenjowaringin Kecamatan Salawu, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya mengambil langkah tegas.
Lokasi longsor, yang hingga hari keenam pencarian Jumat 4 Juli 2025 masih belum menemukan kedua korban, tidak akan lagi dijadikan area persawahan. Sebaliknya, kawasan ini akan dialihfungsikan menjadi area penanaman pohon pengeras dan buah-buahan sebagai upaya mitigasi bencana jangka panjang.
"Betul, tadi saya sampaikan ke Pak Camat, Kades, seluruh kawasan ini tidak boleh ada yang dibuka sawah lagi," ucap Bupati Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin, Jumat 4 Juli 2025.
Baca Juga: Minimnya Alat Membuat Tim Evakuasi Pencari Korban Longsor di Tenjowaringin Kesulitan
Keputusan ini didasari alasan kuat dimana kawasan tersebut sebenarnya adalah daerah resapan air yang seharusnya ditanami pohon pengeras untuk mencegah longsor.
“Harusnya kawasan resapan ini ditanami pohon-pohon yang tegak tinggi, dan akarnya menancap ke tanah, supaya nanti mencengkeram tanah tidak mudah longsor," jelas Cecep.
Ia menambahkan bahwa Kabupaten Tasikmalaya, khususnya Kecamatan Salawu, merupakan daerah dengan tingkat kerawanan bencana longsor yang tinggi. Oleh karena itu, perubahan fungsi lahan ini sangat krusial.
“Maka saya titip, Salawu juga harus punya komoditas untuk pertanian, tapi jangan padi lah. Di sini ditanam pohon aren, pala, kemiri, kopi. Atau tanaman alternatif komoditas pertanian yang cocok di daerah rawan longsor," tegas Cecep.
Senada dengan Bupati, Camat Salawu Nandang Heryana mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Perhutani Cabang Wilayah 6 untuk merealisasikan rencana ini. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kehutanan Cabang Wilayah 6 dan akan menanam dua ribu pohon pengeras dan buah-buahan.
Alasan utama penanaman ini adalah kekhawatiran akan terjadinya longsor susulan, mengingat masih ada area persawahan di bawah lokasi terdampak.