Merasa Namanya Dicatut, FAJI Kab Tasikmalaya Bantah Terlibat di Proyek TWC

Kabar Singaparna - 4 Jul 2025, 18:45 WIB
Penulis: Aris M Fitrian
Editor: Tim Kabar Singaparna
Proyek pembangunan Taman Wisata Ciwulan (TWC) kini kembali menjadi sorotan.
Proyek pembangunan Taman Wisata Ciwulan (TWC) kini kembali menjadi sorotan. /dok/

KABAR SINGAPARNA – Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kabupaten Tasikmalaya dengan tegas menolak dikaitkan dengan proyek pembangunan dermaga arung jeram di Taman Wisata Ciwulan (TWC), yang berlokasi di belakang Pendopo Baru. Mereka bahkan menegaskan tidak pernah memberikan rekomendasi atau dilibatkan dalam proyek yang kini menuai pertanyaan tersebut.

Ketua Harian FAJI Kabupaten Tasikmalaya, Nanang Kuswara, menyatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya sama sekali tidak pernah menerima permohonan, konsultasi, apalagi surat resmi terkait rencana pembangunan dermaga di TWC.

"Kami tidak pernah dimintai pendapat, apalagi mengeluarkan rekomendasi. Nama FAJI tidak seharusnya dibawa-bawa dalam proyek yang dari awal tidak melibatkan kami," tegas Nanang pada Jumat 4 Juli 2025.

Baca Juga: Lokasi Longsor Ciniwung Tenjowaringin Bakal Ditanami Pohon Penguat Tanah

Nanang menjelaskan, FAJI memang pernah mengajukan proposal pembangunan dermaga, namun lokasinya direncanakan di kawasan Cimawate, Kecamatan Sukaraja. Pemilihan Cimawate bukan tanpa alasan, daerah tersebut merupakan pusat latihan resmi FAJI Kabupaten Tasikmalaya dan telah digunakan untuk pembinaan atlet arung jeram selama bertahun-tahun.

Namun, proyek pembangunan dermaga di TWC justru berjalan di lokasi yang berbeda, tanpa adanya konfirmasi maupun koordinasi dengan FAJI. Hal ini memicu kekecewaan dan dugaan pencatutan nama organisasi dalam proyek yang kini kondisi pembangunannya dipertanyakan banyak pihak.

"Kami tidak dilibatkan dalam proses apa pun, baik perencanaan teknis maupun pengelolaan pasca pembangunan. Kami punya kapasitas, tapi tidak pernah diajak bicara," ungkap Nanang.

Nanang pun menegaskan bahwa FAJI memiliki keahlian dalam bidang arung jeram namun tidak diberi kesempatan untuk berkontribusi dalam proyek TWC. Menanggapi tudingan bahwa kawasan TWC terbengkalai akibat tidak dikelola oleh FAJI, Nanang membantah keras. Menurutnya, sejak awal pengelolaan kawasan tersebut sudah diserahkan kepada pihak lain.

"Kami menjaga etika organisasi. Tidak mungkin mengambil alih pengelolaan sesuatu yang kami tidak tahu prosesnya sejak awal. Apalagi ada pengelola resmi yang ditunjuk," jelasnya, menepis spekulasi yang beredar.

Terkait potensi Sungai Ciwulan di sekitar TWC untuk kegiatan arung jeram, Nanang menyebut bahwa secara teknis sungai itu memang bisa digunakan. Namun, dia menekankan bahwa penggunaannya sangat bergantung pada debit air.

Halaman:

Tags

Terkini