Tahun Baru Kenaikan Komoditi Pokok di Pasar Singaparna Tidak Terbendung, Sayuran Hingga Minyak Masih Mahal

- 2 Januari 2024, 18:02 WIB
Sejumlah harga kebutuhan sembako di Pasar Tradisional Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya mengalami kenaikan 40 sampai 100 persen, Selasa 2 Januari 2024.
Sejumlah harga kebutuhan sembako di Pasar Tradisional Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya mengalami kenaikan 40 sampai 100 persen, Selasa 2 Januari 2024. /Aris M Fitrian/

KABAR SINGAPARNA- Tahun berganti, sejumlah harga kebutuhan sembako di Pasar Tradisional Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya mengalami kenaikan 40 sampai 100 persen, Selasa 2 Januari 2024.

Diindikasi, jika kenaikan harga tersebut selain disebabkan oleh kebutuhan yang meningkat, juga karena pasokannya berkurang.

Berbagai kebutuhan yang naik itu seperti terjadi pada bawang merah kini harganya Rp 34.000 dari asalnya Rp 24.000 per kilogram. Tomat naik dari asalnya Rp 7.000 kini jadi Rp 12.000 per kilogram. Sementara untuk harga cabai merah dan cabai domba masih bertahan di angka Rp 80.000 per kilogram. 

Baca Juga: Enam Wisatawan Nyaris Tewas Terseret Ombak Pantai Cipatujah, Beruntung Semua Segera Diselamatkan

"Kalau cabai merah dan cabai domba, masih bertahan di angka Rp 80.000 per kilogram, tapi kalau beli banyak bisa Rp 70.000 sekilonya. Untuk bawang naiknya lumayan 10 ribu," jelas, Nunung (42) salah seorang pedagang sayuran di Pasar Singaparna.

Kenaikan itu, terang dia, tidak hanya pada komoditas sayuran saja melainkan pada gula putih yang saat ini menembus angka Rp 20.000 per kilogram dari asalnya Rp 16.000 per kilogram.

Minyak goreng Kita juga naik dijual Rp 16.000 per liternya meski harga eceran tertinggi (HET) tertulis Rp 14.000 per liter. 

"Kalau minyak Kita disebut kosong tapi ada barangnya, cuman sulit karena dibatasi. Harganya sekarang dijual Rp 16.000 per liternya," terang dia.

Nunung mengakui, jika kenaikan harga sembako ini naik di awal tahun akibat pasokan kebutuhan terkendala. Selain faktor cuaca, kemacetan di jalan menyebabkan pasokan lambat datang ke pasar. Hal ini seiring dengan libur tahun baru yang membuat kepadatan lalulintas dimana-mana.

Namun akibat kenaikan harga ini membuat omzetnya mengalami penurunan. Pembeli juga turut menurun saat harga naik. Sebab konsumen yang biasanya mebeli banyak kini hanya jumlah sedikit karena harganya naik.

Halaman:

Editor: Aris M Fitrian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah