Berkat Usaha Keripik Kaca Mampu Raup Cuan Jutaan Rupiah, Dongkrak Perekonomian Masyarakat Sekitar

- 7 Februari 2024, 06:05 WIB
Pemilik usaha keripik kaca "Beledag Jagara", Ai Iip Apipah (25), warga Dusun Sindang Wangi Hilir, Desa Citeureup, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, tengah menata "display" keripiknya, Selasa 6
Pemilik usaha keripik kaca "Beledag Jagara", Ai Iip Apipah (25), warga Dusun Sindang Wangi Hilir, Desa Citeureup, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, tengah menata "display" keripiknya, Selasa 6 /Agus Berrie/KP/

KABAR SINGAPARNA- Perjuangan Ai Iip Apipah, dalam membangun usaha keripik kaca Beladag Jagara sejak dibangku SMA kini membuahkan kesuksesan. Bahkan berkat kegigihannya, wanita asli Ciamis ini mampu meraih mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar tempat tinggalnya.

Namun dibalik kesuksesan tersebut, keteguhan untuk bisa berwirausaha yang ditekuni tentunya penuh dengan perjuangan.

Perempuan berusia 25 tahun warga Dusun Sindang Wangi Hilir, Desa Citeureup, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, dikenal sukses mendirikan usaha keripik kaca yang diberi nama "Beledag Jagara". Keripik kaca tersebut terbuat dari bahan baku utama singkong.

Baca Juga: Kualitas Jaket Kulit Garut Dipuji Menteri Perhubungan, Serasa Jadi Artis Film

Diceritakan Ai Iip Apipah, berawal tahun 2013, dimana hasil olahan singkong orang tua untuk dikonsumsi oleh keluarga sendiri, menjadi "cukang lantaran" hingga naluri usaha Ai Iip dimulai dengan mencoba menjajakan olahan makanan di sekolah.

Di usia sekolah dirinya tidak malu untuk menjajakan makanan ringan. Bahkan ia tidak mau menjadi beban biaya sekolah dari orang tua. Mulai saat itu, Ai Iip Apipah bersama sang ibu mulai mengembangkan olahan keripik kaca yang dengan beberapa varian rasa, dengan kemasan kecil yang dijual dengan harga Rp.500.

Setelah itu usahanya terus berkembang, hingga pada tahun 2015 mulai mengunakan brand atau merk sendiri yakni "Beledag Jagara". Tidak hanya produksi keripik kaca, usahanya pun mengembangkan pada usaha lain dengan varian makan ringan produk UMKM lainnya yang didapatkan dari masyarakat sekitar.

Usaha dirintisnya pun mencapai titik puncak di tahun 2022. Bahkan saat Pandemi Covid, tidak menghalangi usahanya untuk terus berkembang.

Di tengah Pandemi itulah, diakui Ai, banyak warga bekerja di luar kota dan memutuskan pulang kampung, hingga memberdayakan nya untuk bekerja dipabriknya.

"Alhamdulillah, saat itu mencapai produksi hingga 2 ton perhari untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang tersebar penjualannya di beberapa kota dalam dan luar Jawa. Dapat apresiasi juga dari Pemerintah Daerah maupun Pusat," ujar dia.

Halaman:

Editor: Aris M Fitrian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah