Jadi Korban Perdagangan Orang di Malaysia, Lusi Akhirnya Tiba di Tasikmalaya

- 22 Agustus 2023, 18:18 WIB
Korban TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) di Malaysia, Lusi (27) warga asal Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, tampak menangis haru saat bertemu dengan keluarganya di Mapolres Tasikmalaya, pada Selasa 22 Agustus 2023.
Korban TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) di Malaysia, Lusi (27) warga asal Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, tampak menangis haru saat bertemu dengan keluarganya di Mapolres Tasikmalaya, pada Selasa 22 Agustus 2023. /Aris M Fitrian/

KABAR SINGAPARNA - Suasana haru bahagia menyelimuti Lusi (27) seorang perempuan buruh migran yang menjadi korban perdagangan orang di negeri Malaysia, saat dirinya tiba di Tasikmalaya.

Lusi yang merupakan ibu muda beranak dua warga Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya ini tidak bisa menahan tangis ketika memeluk kedua putrinya. Saat di pertemukan untuk pertama kali Mapolres Tasikmalaya, Selasa 22 Agustus 2023, mengaku lega sudah bisa kembali pulang ke tanah air. Bahkan langsung diantarkan ke Tasikmalaya.

Lusi segera memeluk sang anak dan anggota keluarganya yang lain, setelah hampir satu tahun lamanya dia mengalami penyekapan hingga terlunta-lunta tanpa pekerjaan yang jelas di Malaysia.

Baca Juga: Renungan, Nasihat Ini Akan Bikin Anda Berhenti Melukai Perasaan Orang Lain

"Alhamdulillah akhirnya saya bisa kembali pulang dan berkumpul bersama anak-anak dan keluarga. Terimakasih Polres Tasikmalaya, Mabes Polri, Kedutaan Besar RI dan semua yang telah membantu kepulangan saya dari Malaysia," jelas Lusi sambil meneteskan air mata.

Lusi mengaku sempat tergiur bekerja di luar negeri dengan upah yang besar. Saat itu ia dijanjikan akan menjadi petugas kebersihan dengan honor 1.400 ringgit atau setara Rp 4,6 juta per bulan. Namun, bukanya uang yang didapat, Lusi justru disekap tanpa mendapat upah sedikit pun.

"Saya asalnya dijanjikan ulah 1.400 ringgit Malaysia jadi petugas kebersihan. Taunya gak dibayar sama sekali. Saya kemudian kabur dari penampungan," jelasnya.

Selama pelarian, ia mengaku seperti orang gila berpindah- pindah tempat dan hanya membawa baju satu yang dikenakan saja. Untungnya ada orang yang baik disana, hingga ia pun diberikan makan dan sempat dipekerjakan.

Halaman:

Editor: Aris M Fitrian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah