KABAR SINGAPARNA- Jeruk bukan hanya hidangan lezat, tetapi juga memiliki makna simbolis yang kaya dan mendalam dalam perayaan Imlek. Tradisi jeruk melambangkan harapan, optimisme, dan doa untuk keberuntungan, kemakmuran, kebahagiaan, dan kelimpahan di tahun baru.
Jeruk merupakan hidangan wajib di perayaan Imlek dan memiliki makna serta filosofis yang mendalam bagi masyarakat Tionghoa.
Jenis jeruk yang paling umum digunakan dalam perayaan Imlek adalah jeruk mandarin atau jeruk keprok. Jumlah jeruk yang diberikan biasanya genap, karena angka genap dianggap membawa keberuntungan dalam budaya Tionghoa.
Baca Juga: Makna dan Filosofis Keberadaan Naga dalam Perayaan Imlek
Berikut beberapa makna dan filosofis jeruk di balik tradisi Imlek
Keberuntungan dan Kemakmuran
Secara bentuk bulat jeruk melambangkan keutuhan dan kesempurnaan, sedangkan warna oranye cerah melambangkan emas, kekayaan, dan kemakmuran.
Secara pengucapan, dalam bahasa Mandarin, kata "jeruk" (橘子, júzi) terdengar mirip dengan "kekayaan" (吉利, jíli).
Kesuburan dan Generasi Baru
Jeruk dengan banyak biji bisa jadi melambangkan harapan untuk kelangsungan hidup dan generasi baru yang sukses. Rasa manis melambangkan kebahagiaan dan kehidupan yang manis. Sementara warnanya yang cerah memberikan nuansa ceria dan optimisme untuk tahun yang baru.
Secara tradisi memberikan jeruk kepada orang lain merupakan cara untuk mendoakan mereka mendapatkan keberuntungan dan kemakmuran.
Untuk jumlah Jeruk mandarin biasanya disajikan dalam jumlah banyak, melambangkan harapan untuk kelimpahan dan rezeki di tahun baru. Pohon jeruk dianggap sebagai simbol keberanian dan kebaikan karena mampu tumbuh dan berbuah di musim dingin.