Sejarah Puasa Menurut Ahli Fiqih, Ahli Tafsir dan Pemikir Muslim

- 15 Maret 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi puasa.
Ilustrasi puasa. /Freepik/user14908974/

KABAR SINGAPARNA - Sejarah Puasa, Puasa merupakan ibadah yang telah lama berkembang dan dilaksanakan oleh umat manusia sebelum Islam. Hal tersebut dapat diketahui dari firman Allah:

"... sebagaimana telah ditetapkan atas orang-orang sebelum kamu...." (QS. al-Baqarah [2]: 183)

Al-Qurthubi dalam Al-Jami' li Ahkamil Qur'an ketika menjelas- kan ayat "... kama kutiba 'alalladzina min qablikum....", mengatakan bahwa Asy-Sya'bi, Qatadah dan ulama lain menandaskan bahwa penyeru- paan (tasybih) di sini kembali kepada waktu dan kadar lama ber- puasa. Sebenarnya Allah swt. telah memfardhukan puasa Ramadhan atas umat Musa dan Isa, kemudian mereka mengubahnya. Pendeta- pendeta mereka menambah sepuluh hari. Pada suatu ketika salah seorang pendeta jatuh sakit, lalu bernazar, "Jika Allah menyembuh kanku, aku menambah sepuluh hari lagi."

Sesudah dia sembuh, dia menepati nazarnya tersebut. Karena- nya jadilah puasa orang Nasrani menjadi 40 hari. Karena sukar ber- puasa di musim panas, mereka pindahkan puasa tersebut ke musim rabi' (musim bunga).
Kemudian seorang pendeta lagi mengalami sakit mulutnya karena makan daging, lalu mereka bernazar pula, "Jika pendeta sembuh mulutnya, akan menambah puasa tujuh hari lagi." Kemudian datang seorang raja lain menyempurnakan hari yang tujuh tersebut dan berpuasa di musim bunga.

Baca Juga: Mimpi Basah Saat Berpuasa Apa Hukumnya, Begini Penejelasan Hadis dan Para Ulama

Karena itu puasa mereka menjadi 50 hari. Mujahid mengatakan, "Allah telah mewajibkan puasa kepada setiap umat." Sayid Rasyid Ridha mengatakan, "Puasa itu pernah di lakukan orang-orang Arab sebelum Islam." Diberitakan oleh Aisyah bahwa orang-orang Quraisy berpuasa pada hari Asyura. Setelah Nabi datang ke Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Maka Nabi juga berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabat berpuasa pula.

Pada akhir bulan Sya'ban tahun kedua Hijriyah, Allah menurunkan Ayat ash-Shiyam (ayat-ayat yang mewajibkan puasa) yakni ini ayat 183, 184, 185 surat al-Baqarah, yang mewajibkan puasa bagi umar Islam untuk menyiapkan mereka menjadi orang-orang yang taqwa

Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa puasa telah difardhu kan atas umat-umat yang dahulu. Setelah puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah pun bersabda mengenai puasa Asyura:
مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَفْطِرْ.
"
Barangsiapa berkehendak berpuasa Asyura hendaklah dia berpuasa dan barangsiapa hendak berbuka, hendaklah dia berbuka."

Rasulullah saw. berpuasa Ramadhan selama hidupnya sebanyak sembilan kali. Delapan kali dengan 29 hari dan sekali saja yang penuh 30 hari.
Muhammad Abduh mengatakan, "Tuhan tidak menerangkan siapa saja sebelum kita yang diwajibkan puasa. Tuhan tidak menerangkan dengan tegas."
Menurut pendapat yang termasyhur, puasa diwajibkan bagi semua pemeluk agama. Bangsa Mesir yang menyembah berhala, juga berpuasa. Bangsa Yunani mengharuskan puasa bagi kaum laki- laki dan wanitanya.

Halaman:

Editor: Abub M Basit


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah