Polisi Geledah Rumah di Bantarsuling, Cari Bukti Pendukung Kematian Anak Berkebutuhan Khusus

29 November 2023, 06:05 WIB
Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, Iptu Ridwan Budiarta. /Aris M Fitrian/

KABAR SINGAPARNA- Kepolisian Resor Tasikmalaya terus bergerak menangani kasus kematian seorang anak berkebutuhan khusus (ABK) yang makamnya di Bantarsuling Desa Sukaasih Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, sempat dibongkar.

Hingga kini total sudah lima orang saksi yang diperiksa kepolisian. Selain orang tua angkat dan kerabat, orang tua kandung almarhum juga turut diperiksa.

"Sudah ada lima saksi yang kami sudah periksa, orang tua angkat kerabat sampai ibu dan bapak almarhum anak ini. Karena memang kematiannya tidak wajar," jelas Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, Iptu Ridwan Budiarta, Selasa 28 November 2023.

Baca Juga: Minta Keterbukaan Informasi Publik, Aksi Demo Mahasiswa Terlibat Saling Dorong dengan Polisi

Meski tidak secara gamblang mengarah pada pelaku yang menyebabkan kematian AKB berusia 10 tabun ini, namun orang tua kandung mengaku kepada polisi sempat mencubit almarhum. Hal ini dilakukan saat almarhum menolak makan.

"Ada pengakuan mencubit tapi itu perlu kita dalami terus agar semuanya terbuka," kata Ridwan.

Kepolisian juga akan melakukan penggeledahan dan pemeriksaan di rumah orang tua kandung almarhum. Hal ini guna menemukan petunjuk-petunjuk baru.

Sebelumnya diberitakan, setelah lebih dari sebulan pasca pembongkaran makam, kini Polres Tasikmalaya mendapatkan hasilnya dari tim Dokter Forensik Polri.

Hasilnya pun cukup mengejutkan. Dimana dari hasil pemeriksaan autopsi pada jasad A (10 tahun), ditemukan sejumlah luka tidak wajar di tubuh almarhum.

"Jadi untuk hasil autopsi dari dokter forensik terhadap jasad anak berkebutuhan khusus tersebut, ditemukan beberapa luka yang tidak wajar dari tubuh almarhum. Ada di beberapa bagian tubuh. Ada juga luka semacam bekas tusukan di perut," jelas Iptu Ridwan Budiarta.

Lebih jelas ia mengatakan, atas hasil autopsi tersebut, pihak Kepolisian pun sudah memeriksa kedua orang tua biologis almarhum.

Baca Juga: Tampilkan Berbagai Hasil Kreasi Daur Ulang Sampah, SMPN 1 Cisayong Curi Perhatian di Festival P5

Pasalnya, meski hampir 10 tahun korban dirawat oleh ayah angkatnya, namun selama 8 bulan terakhir korban sudah diserahkan dan dirawat orang tua kandungnya. Ketika meninggal pun, korban sedang dalam perawatan orang tuanya.

Kasus ini mencuat setelah orang tua angkat almarhum, Samsul Munajat, angkat bicara. Dimana ia mengutarakan, anak tersebut sudah dia angkat sejak berusia 7 bulan dalam kandungan sampai berumur 10 tahun. Selama denganya, almarhum badanya gemuk meski memeng berkebutuhan khusus.

Ajat menjelaskan kecurigaan penyebab kematian korban muncul karena ada lebam dibagian kepala ditambah lagi kondisi fisiknya jadi lebih kurus. ***

Editor: Aris M Fitrian

Tags

Terkini

Terpopuler