Sejak Kapan Tradisi Munggahan Mulai Berjalan dan Apa Saja Kegiatannya

- 4 Maret 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi - Warga makan bersama saat tradisi Munggahan di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten.
Ilustrasi - Warga makan bersama saat tradisi Munggahan di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten. /Antara/Muhammad Bagus Khoirunas/

KABAR SINGAPARNA- Tradisi munggahan, yang berasal dari bahasa Sunda dan berarti "sampai ke" adalah tradisi unik masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Barat dalam  menyambut bulan suci Ramadan.

Tradisi ini dilakukan beberapa hari sebelum puasa, tradisi ini memiliki beberapa makna dan kegiatan yang dilakukan.

Baca Juga: 3 Wisata Curug yang Ada di Kecamatan Cisayong Tasikmalaya, Cocok untuk Munggahan

Makna Munggahan

  • Menyambut Ramadan: Munggahan menandakan persiapan dan menyambut datangnya bulan suci Ramadan.
  • Momen kebersamaan: Ini menjadi kesempatan berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga, teman, dan kerabat.
  • Menyiapkan diri: Kegiatan ini juga bisa menjadi refleksi dan persiapan diri untuk memasuki bulan puasa.

Kegiatan dalam Munggahan:

  • Makan bersama. Kegiatan inti munggahan adalah makan bersama, biasanya dengan menu hidangan khas Sunda seperti nasi liwet, pepes ikan, karedok, dan lalapan.
  • Ziarah kubur. Masyarakat ziarah ke makam leluhur untuk mendoakan dan membersihkan makam.
  • Membersihkan tempat ibadah. Gotong royong membersihkan masjid dan mushola dilakukan sebagai persiapan sholat tarawih.
  • Kegiatan lainnya.  Beberapa daerah mungkin memiliki kegiatan tambahan seperti piknik, "mandi besar" (mandi bersih), atau saling bermaaf-maafan.
  • Perlu dicatat bahwa munggahan bukanlah tradisi wajib dan tidak dirayakan di seluruh Indonesia. Namun, tradisi ini tetap menjadi bagian penting dalam menyambut Ramadan bagi masyarakat Sunda dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat di luar Jawa Barat.

Baca Juga: Banyak Karya Seni Menarik, Wisata Malam Pasar Malam Ngarsopuro Pusat Perhatian Anak Muda di Surakarta

Tradisi munggahan di masyarakat Jawa Barat memiliki beberapa arti yang saling berkaitan:

Secara harfiah: Kata "munggahan" berasal dari bahasa Sunda, yaitu "munggah" yang artinya naik. Ini dimaknai sebagai naik ke bulan suci, yang dianggap memiliki derajat lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya.

Sebagai persiapan: Munggahan merupakan wujud syukur kepada Allah SWT atas datangnya bulan Ramadan dan sebagai upaya membersihkan diri dari hal-hal buruk selama setahun ke belakang. Ini menjadi persiapan spiritual dan mental untuk menjalani ibadah puasa.

Sebagai pengingat: Tradisi ini juga dimaknai sebagai pengingat akan datangnya bulan Ramadan. Melalui kegiatan yang dilakukan, masyarakat diingatkan untuk mempersiapkan diri menyambut bulan suci.

Sebagai sarana sosial: Munggahan seringkali diwujudkan dalam bentuk silaturahmi, seperti makan bersama keluarga, teman, atau rekan kerja. Ini mempererat jalinan persaudaraan dan kebersamaan sebelum memasuki bulan puasa.

Jadi, tradisi munggahan memiliki makna yang multidimensi, tidak hanya sekedar makan-makan, namun juga sebagai bentuk persiapan spiritual, pengingat, dan sarana sosial menjelang bulan Ramadan.***

Editor: Aris M Fitrian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah