Makna Filosofi Ketupat yang Menjadi Menu Khas di Hari Lebaran

- 20 Maret 2024, 12:30 WIB
Ketupat atau kupat menjadi makanan khas di hari lebaran, memiliki filosofi yang mendalam
Ketupat atau kupat menjadi makanan khas di hari lebaran, memiliki filosofi yang mendalam /flickr.com/

KABAR SINGAPARNA - Agama Islam merupakan agama mayoritas yang ada di Indonesia dan terbesar dunia yang berbagai etnisnya,memiliki ragam tradisi merayakan Idul Fitri atau lebaran yang amat bervaraisi, salah satu tradisi terkenal kulinernya yang terkenal yakni Ketupat.

Ketupat merupakan makanan tradisional yang berbahan dasar dari beras yang dimasak dengan cara direbus didalam anyaman Janur. Makanan ketupat menjadi hidangan istimewa yang melekat saat disajikan di Hari Raya Idul Fitri khususnya di Indonesia.

Dilansir dari berbagai sumber,tradisi ketupat ini ternyata sudah ada pada jaman dulu yakni pada waktu berawal dari penyebaran agama Islam di pulau Jawa oleh Sunan Kalijaga. Sunan kalijaga sendiri merupakan salah satu tokoh Wali Songo yang berperan dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Baca Juga: Bolehkah Mencicipi Masakan Saat Kita Berpuasa, Bagaimana Hukumnya

Sunan Kalijaga menjadikan Ketupat sebagai budaya filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai keislaman, sehingga ada akulturasi budaya antara keduanya. Akulturasi yaitu percampuran dua kebudayaan yang saling bertemu dan memengaruhi.

Sebagai Informasi, Bakda Kupat merupakan budaya yang dimulai satu minggu setelah lebaran. Pda hari itu, banyak masyarakat yang menganyam dan mempersiapkan hidangan Ketupat.

Biasanya Ketupat diantarkan kepada kerabat yang lebih tua sebagai simbol kebersamaan.

Sunan Kalijaga membagikan Ketupat sebagai saran untuk berdakwah menyebarkan gama Islam.Ini menjadi pendekatan budaya oleh Sunan kalijaga untuk menagajak orang Jawa untuk memeluk agama Islam pada kala itu.

Baca Juga: Filosopi Dibalik Kue Nastar, Kue Paling Sering Dihidangkan di Lebaran Idulfitri

Halaman:

Editor: Abub M Basit


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah