Khutbah Jum'at: Merawat Air Sebagai Sumber Kehidupan Bagi Manusia

- 12 April 2024, 11:30 WIB
lustrasi perbedaan air laut dengan air pegunungan, kunci jawaban Tema 9 kelas 5 SD MI halaman 30
lustrasi perbedaan air laut dengan air pegunungan, kunci jawaban Tema 9 kelas 5 SD MI halaman 30 /pixabay.com/dimitrisvetsikas1969

Masalahnya adalah banyak di antara manusia tidak mensyukuri nikmat Allah SWT, yang dimaksud dengan tidak mesyukuri tersebut adalah berbuat kemubadziran, pencemaran, perusakan potensi penyerapan air, memonopoli sumber air untuk mengeruk keuntungan pribadi dan sesaat, padahal Allah SWT menganugerahkan air adalah untuk keberlangsungan hidup untuk makhluk-makhluknya yang ada di atas bumi dan untuk kepentingan-kepentingan yang lebih besar dan merata, seperti untuk irigasi aliran listrik, dan kemaslahatan lainnya. Anugerah ini telah diatur oleh Sang Khaliq secara teratur dan seimbang melalui mekanisme yang tertata dan rapi.

Air di buminya Allah SWT ada dimana-mana, termasuk berada di benda padat sekalipun, selama ia memiliki serapan dan pori-pori, karena umumnya ruang kesarangan terkandung air, akan tetapi kondisi air di setiap tempat berlain-lain, sesuai situasi dan kondisinya. Selain itu, dengan adanya energi panas sinar matahari, molekul air selalu bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dan selalu menuju kearah perubahan, dari padat menjadi cair, menjadi gas atau sebaliknya.

Baca Juga: Amalan yang Dianjurkan Saat Malam Takbiran Idul Fitri

Meskipun air mendominasi penampakan planet dari luar angkasa, keterbatasan air di bumi terbatas hanya dibagian permukaannya, yang dikenal dengan hidrosfer (lapisan air). Bagian terbesar air menempati bagian-bagian terendah dalam bentuk laut dan samudera.

Proses daur air sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surat an-Nur ayat 43, sebagaimana berikut:

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهٗ ثُمَّ يَجْعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْۢ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَصْرِفُهٗ عَنْ مَّنْ يَّشَاۤءُۗ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهٖ يَذْهَبُ بِالْاَبْصَارِ ۗ

Artinya: “Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS al-Rum: 43).

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman surat ar-Rum ayat 48:

اَللّٰهُ الَّذِىۡ يُرۡسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيۡرُ سَحَابًا فَيَبۡسُطُهٗ فِى السَّمَآءِ كَيۡفَ يَشَآءُ وَيَجۡعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى الۡوَدۡقَ يَخۡرُجُ مِنۡ خِلٰلِهٖ‌ۚ فَاِذَاۤ اَصَابَ بِهٖ مَنۡ يَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِهٖۤ اِذَا هُمۡ يَسۡتَبۡشِرُوۡنَۚ

Artinya: “Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira.” (QS al-Rum: 48).

Halaman:

Editor: Abub M Basit

Sumber: MUI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah