Situs Kabuyutan Nagaratengah Cineam, Keramat Kabupaten Tasikmalaya

- 1 Agustus 2023, 11:25 WIB
Situs Kabuyutan Nagaratengah Cineam
Situs Kabuyutan Nagaratengah Cineam /Tangkapan Layar / You Tube Mapay Tapak

 

KABAR SINGAPARNA - Nama Nagaratengah sudah ada sejak jaman Kerajaan Galuh Hindu, ketika kerajaan berbentuk federasi. Mahaprabu Galuh membagi kerajaan yang salah satu diantaranya adalah Kerajaan Galuh Nagaratengah yang diperintah oleh Prabu Agung Danumaya dengan jumlah rakyat mencapai ± 1000 orang. Kemudian dilanjutkan oleh Prabu Wangsa Dedaha, lalu oleh Prabu Agung Ranggakusumah. Ketika Cipta Sanghyang Permana naik tahta sebagai Mahaprabu Galuh, ibukota kerajaan (dayeuh) pindah ke Nagaratengah. Letak ibukota antara sungai Cihapitan dan Cibodas (Sayung Desa Karanglayung) Kemudian penggantinya adalah Mahaprabu Cipta Permana (sebelumnya berdiam di Cimaragas) yang sudah memeluk agama Islam dan membagi kerajaan menjadi 6 Kerajaan kecil (Kadaleman). Selanjutnya, Kadaleman Nagaratengah dibangun pada 1583 oleh Pangeran Aria Panji Subrata. jarak lk. 25 km dari pusat kota Tasikmalaya, luas 3 Ha, berbagai situs yang ada :

1. Desa Nagaratengah a. Dusun Mekarsari Di dusun ini terdapat BCB yang merupakan milik Idi Sukandi berupa pedang dan rangkanya, serta gelang kuningan dengan ukuran sebagai berikut: - Pedang : Panjang : 59 cm Panjang tangkai : 11 cm Bahan : logam besi Pada tangkai pedang terdapat simbol berbentuk elips dari bahan kuningan berukuran diameter panjang 3 cm dan diamter pendek 2 cm, di permukaaannya terdapat hiasan berupa garis-garis - Gelang: Diameter logam : 1,3 cm Diameter gelang : 8,5 cm Warna : kuning kemerahan Bahan : logam perunggu b. Dusun Ciwarulang Di dusun ini terdapat makam keramat yang biasa disebut sebagai Makam Dayang Kancana, akan tetapi kondisi makam sudah mengalami perubahan karena adanya penembokan dan sudah tidak dapat dikenali bentuk aslinya. c. Dusun Tanjungsari (Nyengkod) Di dusun ini terdapat suatu punden berundak yang terdiri dari tiga teras.

Di teras atas terdapat dua makam Islam yang dikelilingi tembok persegi empat. Di sudut timur laut, dari bangunan tersebut terdapat satu menhir dari batuan andesit, dan di bagian kakinya menempel batu altar berbentuk segitiga. Adapun ukuran menhir tersebut adalah tinggi 57 cm, lebar 28 cm dan tebal batu 16 cm. Situs ini juga dikenal sebagai makam Garatengah.

Baca Juga: Warga Kampung Naga Keluhkan Aktivitas Setrum Ikan di Sungai Ciwulan

Di dalam bangunan tembok terdapat jirat makam Makam Kyai Abdul Rohaniah yang telah ditata ulang, panjang 270 cm, lebar 190 cm. Disebelah timurnya terdapat jirat makam istri beliau (Dewi Pertala) juga sudah ditata ulang berukuran panjang 230 cm, lebar 160 cm. Vegetasi yang tumbuh di punden ini adalah pohon kiara, rotan, aren, beringin, petai, singkong dan padi. Sekitar 50 m kearah sebelah timur terdapat komplek makam yang sudah mengalami penataan ulang. Di lingkungan makam ini terdapat jirat makam Makam Pangeran Aria Panji Kusumah berukuran panjang 350 cm, lebar 190 cm, dan jirat makam istrinya yang bernama Ratna Ayu Gading Pangrungu berukuran panjang 280 cm, lebar 170 cm.

Kedua jirat tersebut berada pada suatu struktur persegi empat yang berukuran panjang 560 cm, lebar 630 cm. Di area yang sama sekitar 100 m kearah selatan terdapat aretfak nisan perkembangan dari bentuk gada berukuran tinggi 56 cm, lebar 23, tebal 9 cm. Komplek makam dengan luas 140 m2 ini berada di sebelah barat meander sungai Cihapitan yang mengalir dari barat ke-timur. Tanaman yang tumbuh di lingkuan makam ini di antaranya bungur, pukih/nam-nam, aren, kodoya, nyatuh. Sedangkan di Blok Garatengah masih terdapat beberapa lokasi yang diduga merupakan situs di antaranya

a. Dipuncak Gunung Putri, informasi dari masyarakat terdapat hamparan batu berbentuk persegi empat dan dikenal sebagai makam seorang Putri.
b. Di puncak Gunung Ujung, diinformaskani terdapat makam
c. Di Gunung Gajah, oleh masyarakat informasikan dipakai sebagai tempat pemujaan.
d. Nanggerang, diinformasikan oleh masyarakat terdapat makam Jaksa Anggapraja yang oleh masyarakat populer disebut sebagai Mbah Jaksa. e. Sumbang Situ, diinformasikan di puncak nusa Sumbang Situ terdapat makam Sutadiwangsa.
f. Di areal perkebunan karet PT. Wiria Cakra tepatnya di lereng Gunung Celeng diinformsikan terdapat Batu Celeng dan Batu Lumpang yang oleh masyarakat dikenal sebagai kawah.

Baca Juga: Mengenal Walahir, Situs Makam Para Leluhur Kerajaan Galunggung

1. Desa Ciampanan Di dusun Sukabakti ini tepatnya di Blok Barunay teridentifikasi adanya tiga (3) tinggalan arkeologi, yaitu 1) di sebelah timur muara sungai Ciriri terdapat makam Islam yang sudah ditata ulang (dibentuk kembali) dan dikenal sebagai makam Nyi Dalem Campaka, jirat makam berupa hamparan batu berbentuk persegi empat dengan ukuran panjang 760 cm, lebar 500 cm. 2) Sekitar 100 m ke-arah timur dari makam ini terdapat makam Pangerang Aria Panji Subrata, seorang raja Islam pertama di Galuh Nagaratengah.

Halaman:

Editor: Abub M Basit


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah