Network
KABAR SINGAPARNA - Selain sebagai penghasil buah aren atau olahan Kolang-kaling wilayah Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya juga dikenal sebagai penghasil buah-buahan. Manggis dan durian, kini bahkan menjadi buah-buahan primadona yang dihasilkan di Kecamatan Culamega.
Pada bulan Febuari dan Maret ini, tanaman manggis warga Culamega rata-rata sudah memasuki masa panen. Sayangnya harga manggis tak selalu manis.
Baca Juga: 7 Makanan Sehat dan Bernutrisi untuk Berbuka Puasa, Asupan Energi Terpenuhi Badan Kembali Fit
Bila masa panen tahun-tahun sebelumnya harga manggis cukup mahal di tingkat petani, maka tahun ini para petani hanya bisa pasrah menerima harga yang bahkan di bawah Rp 5.000 per kilogram.
Salah satu bandar buah manggis, Adeng, menjelaskan, banyak faktor yang menyebabkan panen manggis tahun ini dihargai murah.
Selain karena faktor panen yang bersamaan, ukuran buah manggis pada panen kali ini hampir merata kecil-kecil. Sehingga dihargai sangat murah. Faktor cuaca karena kemarau panjang juga membuat perkembangan buah manggis tidak maksimal.
“Pohonnya memang berbuah lebat, namun ukuran besaran buah tidak sesuai harapan, sehingga kurang diminati konsumen. Inilah yang membuat harganya murah,” ujar dia, Minggu 17 Maret 2024.
Meski harganya murah, para petani mengaku cukup bersyukur ada hasil perkebunan yang bisa dijual. Terlebih di masa ekonomi sulit seperti sekarang ini. Jadi selain dijual, mereka pun bisa berbagi buah manggis dengan saudara-saudara dan tetangga.
Baca Juga: Waktu yang Tepat Untuk Olahraga di Bulan Puasa, Agar Badan Tetap Bugar Puasa Lancar
Adeng menambahkan sebelumnya buah manggis yang kecil-kecil harganya berkisar Rp 6.000 per kilogram. Namun seiring masuk masa panen, harganya kian anjlok bahkan menyentuh Rp 1.000 per kilogram. Sementara hanya buah manggis yang berkualitas super tetap dihargai cukup mahal yakni antar Rp 27.000 hingga Rp 30.000 per kilogram.
