Network
KABAR SINGAPARNA- Hasil pantauan hilal yang dilakukan oleh Kementrian Agama Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Minggu 10 Maret 2024, belum terlihat di langit Tasikmalaya. Sementara ketentuan masuk awal bulan mabimnya harus 3 derajat konjungsi maksimal 6,4 derajat.
Hal ini merupakan hasil pemantauan hilal yang dilakukan Kementrian Agama Kabupaten Tasikmalaya, di Pantai Sindangkerta, Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya pada Minggu petang 10 Maret 2024. Turut dihadir Badan Hisab Rukyat, Pemda, aparat kepolisian TNI dan perwakilan ormas Islam.
Empat buah Telescope canggih digunakan untuk memantau ketinggian hilal. Selain gunakan metode ruyatul hilal, penentuan pergantian bulan hijrah bisa gunakan metode falaqiah dan hisab.
"Kami telah menyelenggarakan pemantauan hilal sesuai arahan Kanwil, pelaksanaanya di Pantai Sindangkerta Cipatujah Minggu petang ini," jelas Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Tasikmalaya, Dudu Rohman.
Dikatakan Dudu, hasil pantauan hilal belum terlihat di langit Tasikmalaya. Sementara ketentuan masuk awal bulan mabimnya harus 3 derajat konjungsi maksimal 6,4 derajat. Maka dengan kondisi pantauan sekarang, hilal belum terlihat di Pantai Sindangkerta, Cipatujah.
Maka keharusannya, kata dia, hilal terlihat dengan imkan rukyat mabim 3 derajat kongjunsi minimal 6,4 derajat. Oleh karena itu, bisa disimpulkan 1 Ramadhan akan jatuh pada 12 Maret atau hari Selasa. Hal itu sesuai perhitungan mabim.
Meski demikian pihaknya mengajak masyarakat menunggu hasil sidang isbat Kementrian Agama. Hasil pantauan hilal ini diserahkan pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Jawa Barat.
"Kami tetap mengajak masyarakat untuk menunggu hasil sidang isbat pemerintah dalam penentuan 1 Ramadhan 1445 H," ujar Dudu.
Baca Juga: Khasiat Minum Air Rebusan Serai Bagi Tubuh, Mulai Turunkan Kolesterol Hingga Redakan Nyeri
