Peredaran Uang Palsu di Pasar Singaparna Makin Meresahkan, Para Pedagang Banyak Jadi Korban

- 24 Maret 2024, 21:00 WIB
Pedagang telur di Pasar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya menjadi korban peredaran uang palsu, Minggu 24 Maret 2024. Peredaran uang palsu di Pasar Singaparna ini tergolong tinggi dan makin meresahkan.
Pedagang telur di Pasar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya menjadi korban peredaran uang palsu, Minggu 24 Maret 2024. Peredaran uang palsu di Pasar Singaparna ini tergolong tinggi dan makin meresahkan. /Aris M Fitrian/

KABAR SINGAPARNA- Para pedagang di Pasar Singaparna makin dibuat resah dengan merebaknya uang palsu yang beredar disana. Kasus uang palsu tersebut terus ditemukan beberapa kali di Pasar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

Jika sebelumnya korban peredaran uang palsu di Pasar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya adalah pedagang beras dan pedagang ikan bandeng, maka kini korban peredaran uang palsu dialami oleh pedagang telur.

Pedagang telur di Pasar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Iyus (48) mengaku menjadi korban peredaran uang palsu di Pasar Singaparna. Dirinya bahkan menemukan 46 lembar uang palsu berbagai pecahan. Muli dari pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000 hingga Rp 10.000 juga ada.

Baca Juga: Pedagang Pasar Singaparna Resah Peredaran Uang Palsu, Banyak Korban Pelaku Belanja Sembako

"Ini semuanya uang palsu Pak. Ada sekitar 46 lembar. Saya bahkan sudah beberapa kali menjadi korbannya. Ini uang palsu masih saya simpen, mudah-mudahan ada yang bertanggungjawab," kata Iyus, Minggu 24 Maret 2024.

Menurut dia, jumlah 46 lembar uang palsu tersebut, hanya sisanya saja. Sebab sebagian saja sudah dirinya sobek karena kesal ada pembeli yang begitu tega mengunakan uang palsu untuk membeli telur di kiosnya. 

"Ini hanya sisanya, sebagian sudah saya sobek-sobek, kalau di kumpulkan semua mungkin lebih dari 60 lembar" kata Iyus.

Uang palsu yang kumpulkan dalam wadah itu tidak didapatkan dalam satu kali transaksi saja, namun sudah puluhan kali transaksi. Ia pun menduga jika di Pasar Singaparna paling banyak yang mengedarkan uang palsu. Apalagi kalau lagi ramai ramainya pengunjung seperti sekang bulan ramadan dan menjelang lebaran.

“Yang saya kumpulan ini mungkin sudah ada setahun ini. Terakhir seminggu sebelum puasa, kami dapat uang palsu yang pecahan 50.000 dan kemarin 5 hari lalu juga ada lagi yang pecahan Rp 100.000," jelas Iyus.

Iyus menjelaskan, sering kali menerima pembayaran pembeli telur ayam menggunakan uang palsu. Biasanya, Iyus menjadi korban peredaran uang palsu saat kiosnya ramai oleh pembeli. Ia mengidentifikasi diduga pelakunya perempuan. Sebab kebanyakan yang membeli telur ke kiosnya yakni kaum Perempuan.

Halaman:

Editor: Aris M Fitrian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah