KABAR SINGAPARNA - Asma Barlas berargumen bahwa Islam merupakan agama yang anti terha- dap sistem patriarki Yang dijadikan dasar argumennya adalah kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Qur'an, yang demi ke- taatannya kepada Allah, ia tidak lagi taat kepada ayahnya. Padahal dalam budaya patriarki, ayah atau laki-laki dewasa (the patriarch) menduduki posisi yang paling utama. Merendahkan dan mengabaikan otoritas ayah, yaitu dengan menghancur- kan semua patung yang dibuat ayahnya,
diartikan Barlas sebagai salah satu petun- juk bahwa Islam merendahkan, bahkan mengabaikan budaya patriarki. Yang ter- penting dalam ajaran Islam, bukan keta- atan kepada laki-laki dewasa, melainkan ketaatan kepada Allah.
Sebetulnya ada lagi contoh kisah dalam Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa Islam itu adalah agama yang anti sis- tem patriarki. Ini bisa terlihat misalnya dalam kisah keluarga 'Imran, yang sangat mendambakan seorang anak. Mereka ti- dak putus asa berdoa memohon kepada Allah agar dikaruniai anak serta bernazar bahwa jika mereka dikaruniai anak, maka anak tersebut akan didedikasikan untuk hanya berbakti kepada Allah.
Baca Juga: 5 Menit Ramuan Ampuh Sembuhkan Sakit Gigi, No 3 Bahan Tidak Kita Sadari Banyak di Sekitar
Maka doa mereka pun dikabulkan dan lahirlah Maryam. Ibu Maryam kaget karena yang dilahirkannya ternyata adalah seorang a nak perempuan, padahal ia sudah telan- jur berjanji kepada Allah bahwa ia akan mendedikasikan anaknya agar berbakti kepada Allah semata. Namun di luar du- gaannya, ternyata Allah menerima nazar- nya dengan penerimaan yang baik seperti yang digambarkan dalam ayat QS. Alu 'Imran [3]: 36-37 berikut ini:
"Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, se- sunguhnya aku melahirkannya seorang a- nak perempuan, dan Allah lebih mengeta- hui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Mar- yam dan aku mohon perlindungan un- tuknya serta anak-anak keturunannya kepa- da (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk." Maka Tuhannya meneri- manya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendi- dikan yang baik dan Allah menjadikan Za- kariya pemeliharanya.
Setiap Zakariya ma- suk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya ber-ka- ta: "Hai Maryam, dari mana kamu mem- peroleh (makanan) ini?" Maryam menjawab : "Makanan iti deri sisi Allah Se sungguhnya Allah memberi rezeka kepada niapa yang dikehendaki-Nya tanpa kisab
Dari kedua ayat tersebut dapat dipahami bahwa Islam memang agama yang anti sistem patriarki. Dalam sistem patriarki yang diunggulkan dalam beri- badah serta mengabdi di masjid hanyalah laki-laki. Dengan kisah Maryam ini dapat dipahami
bahwa baik laki-laki ataupun perempuan sama-sama berhak mengabdi di rumah Allah. Bahkan Maryam mene rima keistimewaan yang luar biasa de ngan disediakannya makanan di mihrab- nya, yang belum pernah dialami oleh nabi-nabi lain selain dirinya.