Islam Agama yang Anti Budaya Patriarki

- 3 Juni 2024, 17:00 WIB
Ilustrasi terkait beberapa Asal Mula Pembangunan Kabah, Rumah Suci Jadi Kiblat Umat Islam di Seluruh Dunia
Ilustrasi terkait beberapa Asal Mula Pembangunan Kabah, Rumah Suci Jadi Kiblat Umat Islam di Seluruh Dunia /Tangkapan layar/YouTube Jazirah Ilmu

KABAR SINGAPARNA - Asma Barlas berargumen bahwa Islam merupakan agama yang anti terha- dap sistem patriarki Yang dijadikan dasar argumennya adalah kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Qur'an, yang demi ke- taatannya kepada Allah, ia tidak lagi taat kepada ayahnya. Padahal dalam budaya patriarki, ayah atau laki-laki dewasa (the patriarch) menduduki posisi yang paling utama. Merendahkan dan mengabaikan otoritas ayah, yaitu dengan menghancur- kan semua patung yang dibuat ayahnya,

diartikan Barlas sebagai salah satu petun- juk bahwa Islam merendahkan, bahkan mengabaikan budaya patriarki. Yang ter- penting dalam ajaran Islam, bukan keta- atan kepada laki-laki dewasa, melainkan ketaatan kepada Allah.

Sebetulnya ada lagi contoh kisah dalam Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa Islam itu adalah agama yang anti sis- tem patriarki. Ini bisa terlihat misalnya dalam kisah keluarga 'Imran, yang sangat mendambakan seorang anak. Mereka ti- dak putus asa berdoa memohon kepada Allah agar dikaruniai anak serta bernazar bahwa jika mereka dikaruniai anak, maka anak tersebut akan didedikasikan untuk hanya berbakti kepada Allah.

Baca Juga: 5 Menit Ramuan Ampuh Sembuhkan Sakit Gigi, No 3 Bahan Tidak Kita Sadari Banyak di Sekitar

Maka doa mereka pun dikabulkan dan lahirlah Maryam. Ibu Maryam kaget karena yang dilahirkannya ternyata adalah seorang a nak perempuan, padahal ia sudah telan- jur berjanji kepada Allah bahwa ia akan mendedikasikan anaknya agar berbakti kepada Allah semata. Namun di luar du- gaannya, ternyata Allah menerima nazar- nya dengan penerimaan yang baik seperti yang digambarkan dalam ayat QS. Alu 'Imran [3]: 36-37 berikut ini:

"Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, se- sunguhnya aku melahirkannya seorang a- nak perempuan, dan Allah lebih mengeta- hui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Mar- yam dan aku mohon perlindungan un- tuknya serta anak-anak keturunannya kepa- da (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk." Maka Tuhannya meneri- manya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendi- dikan yang baik dan Allah menjadikan Za- kariya pemeliharanya.

Setiap Zakariya ma- suk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya ber-ka- ta: "Hai Maryam, dari mana kamu mem- peroleh (makanan) ini?" Maryam menjawab : "Makanan iti deri sisi Allah Se sungguhnya Allah memberi rezeka kepada niapa yang dikehendaki-Nya tanpa kisab

Dari kedua ayat tersebut dapat dipahami bahwa Islam memang agama yang anti sistem patriarki. Dalam sistem patriarki yang diunggulkan dalam beri- badah serta mengabdi di masjid hanyalah laki-laki. Dengan kisah Maryam ini dapat dipahami

bahwa baik laki-laki ataupun perempuan sama-sama berhak mengabdi di rumah Allah. Bahkan Maryam mene rima keistimewaan yang luar biasa de ngan disediakannya makanan di mihrab- nya, yang belum pernah dialami oleh nabi-nabi lain selain dirinya.

Halaman:

Editor: Abub M Basit


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah