Cerita Warga Karangnunggal Ketika Mudik Tahun 70-an, Perjalanan Tasik-Karang Bisa Sampai 6 Jam

- 29 Maret 2024, 14:00 WIB
Situasi mudik warga Karangnunggal Tasikmalaya tahun 1970-an
Situasi mudik warga Karangnunggal Tasikmalaya tahun 1970-an /Dok Tasela Media/ Iwa Ahmad Sungkawa/

KABAR SINGAPARNA - Tradisi mudik merupakan tradisi primordial masyarakat petani Jawa yang sudah berjalan sejak sebelum zaman Kerajaan Majapahit. Dahulu para perantau pulang ke kampung halaman untuk membersihkan makam para leluhurnya. Hal ini dilakukan untuk meminta keselamatan dalam mencari rezeki.

Mudik dan lebaran sebenarnya tidak memiliki kaitan satu sama lain, dalam bahasa jawa berarti "Mulih Dilik" yang artinya pulang sebentar saja. Namun kini pengertian mudik dikaitkan dengan kata "Udik" yang artinya kampung atau lokasi yang menunjukan antonim dari kota. Lantas pengertian ini ditambah menjadi "Mulih Udik" yang artinya kembali ke kampung atau desa saat lebaran.

Istilah mudik lebaran, baru berkembang sekitar tahun 1970-an. Saat itu kota Jakarta sebagai ibu kota indonesia menjadi satu-satunya kota di indonesia yang mengalami perkembangan pesat. Dimana saat itu sistem pemerintahan indonesia tersentral dan berbagai kemajuannya sangat pesat.

Baca Juga: Ketahui Keistimewaan dan Ciri-Ciri Turunnya Malam Lailatul Qodar, Salahsatunya di Malam Ganjil

Begitu juga dengan warga Karangnunggal Tasikmalaya yang bekerja di ibu kota waktu itu, Idul Fitri suatu momen yang sangat penting dan sudah menjadi kebiasaan untuk menyambut idul fitri dengan mudik. Untuk sebagian warga Karangnunggal yang ekonomi menengah kebawah salah satunya menggunakan jasa transportasi Bis yang dari tahun ke tahun perkembangan Bis mengalami perkembangan seiringnya waktu.

Ade Tamjid (69) salah satu penumpang jaman dulu asal Karangnunggal yang ikut mudik orangtua menceritakan, jika bis yang melayani rute Tasikmalaya - Jakarta Via Puncak sekitar tahun 1977-an dan harus naik lagi di terminal Tasikmalaya bis Hidayah.

"Jadi waktu itu hanya ada bis Hidayah rute jurusan Tasikmalaya - Cipatujah yang melewati Karangnungga," ucapnya Jum'at 29 Maret 2024.

Untuk bisa sampe ke Karangnunggal dari Tasikmalaya saja bisa memakan waktu sekitar 5 sampe 6 jam perjalanan. Dimana waktu itu jalan masih jelek belum ada aspal dan tentunya banyak tikungan.

Baca Juga: Perhatikan 5 Tanda Datangnya Malam Lailatu Qadar, Tingkatkan Amalan dan Ibadah

Hingga banyak penumpang yang pusing dan kadang muntah. Apa lagi kalau ban mobilnya bocor bisa mencapai 8 jam untuk sampai ke Karangnunggal. Momen ini benar-benar mengingatkan masa lalu dan bernostalgia bagi yang pernah mengalaminya.**

Halaman:

Editor: Aris M Fitrian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x