Mewaspadai Bencana Pernikahan

- 28 Juni 2024, 17:00 WIB
Praktik nikah di MA Almaarif Singosari Malang benar-benar total, berbagai tahapan melibatkan semua unsur sekolah.
Praktik nikah di MA Almaarif Singosari Malang benar-benar total, berbagai tahapan melibatkan semua unsur sekolah. /www.ma-almaarif-sgs.sch.id/

4. Bahasa Tubuh Tidak Bersahabat

5. Upaya Perbaikan yang Gagal

6. Merawat Kenangan Buruk

Berikut saya coba memberikan ulasan ringkas dari setiap tanda tersebut, sekali lagi, dengan sudut pandang dan pengalaman saya sendiri.

1. Permulaan yang Kasar

Apabila suami atau istri terbiasa mengawali interaksi dan komunikasi dengan suasana yang kasar, akan cenderung membuat pasangan defensif dan menutup diri. Komunikasi baru akan nyaman dan lancar, apabila mereka mengawali dengan cara yang baik. Kata-kata kasar, kalimat sarkasme, ungkapan yang bernada meremehkan, membuat suasana interaksi di antara mereka akan tersekat.

Baca Juga: Ratusan Kambing dan Domba Ikuti Pesta Patok, Jadi Ajang Naikan Harga Ternak

Jika sejak awal komunikasi sudah menunjukkan gejala kekasaran dalam kata-kata maupun sikap, kenyamanan suasana tidak akan bisa terbangun. Perhatikan contoh permulaan yang kasar dalam interaksi suami istri.

"Pagi ini sangat menyebalkan. Bangun tidur tak ada teh panas untukku. Memang apa saja kerjamu?"

"Mengapa sikapmu kamu selalu menjengkelkan seperti itu? Tidak bisakah kamu mengerti kesibukanku?"

Permulaan komunikasi yang kasar seperti itu, akan membuat pasangan menjadi tidak nyaman. Suami atau istri yang mendapatkan pernyataan kasar tersebut akan cenderung membela diri, atau justru menutup diri karena tersinggung dan tidak suka diperlakukan secara buruk. Alih-alih mendapat kelembutan dan kasih sayang, yang didapatkan justru kekasaran sikap sejak dari permulaan

Halaman:

Editor: Abub M Basit


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah